Senin, 21 November 2011
Selasa, 06 September 2011
lebaran tahun ini
Senin, 08 Agustus 2011
PuasA taHun Ini AgaX rUSak
Jumat, 10 Juni 2011
Mo Balek KamPuanG
insya Allah dengan Ridho ilahi dan kerendahan hati ini.hamba ikhlas n tawadhu dg apa yg terjadi nanti saat PPL n KKM.
siap2 lh bekemas nii...dh lama uga saye nii di Kote Kuntilanak..tPi taq ade satu pun Kuntilanak yg bRaNi Ngugat kekUasaan Hati qu Ni..Allah emang selalu melindungi hambanya yg selalu taat padanya..insya Allah
q rase belon saat Na q n taq pantas q mencari kesenangan smentara pacaran,walking with my friend UntK ngabeskan Duet..ato KebiasaaN n Kenaklan AnK Kuntilanak .
PontianaK KusaNgke Indah tetapi malapetake CriMinal Hutan..
PonTianAk ...pontiaNak sampai saat Ini q Merasa Beda sekali dg Tempo duLoo.
bnyak Yg DapAt q Lihat dg INDRA qU..
dhh ah Yg PntiNg Sikat DuLo lh KulyaH Luu..
Yg PntIng tu Shulat,ngaji ,usaha ,berbuat yg bermanfaat n belajar jee..sampe Nunggu ajal n Kiamat tiba
Jumat, 03 Juni 2011
Dimana mana DUeTT
Mo ByaR Uang KKM N PPL aGii Hu UUD teUzz Ni STKIP
mane uang SKS lon DbYar..Pak Mion..NGutanG leh Keh ?...
yA Rabbana ru Ngx sBntr MasUk smeTer 6 dh Nyalip agii ByaraN
Tobat dh q..ni
mak eh sedang2 Ngx Brayy..BinGuung Mo PPL dmana neh..mo na seh Nyare Guru Penjas Na dikit n Law Bise di Negeri ntar Gmpng PNS na...
Mudah2n Jax Kena Di SMP negeri Kubu Raya
Amin...
mak pak lihat na ..anq Ko ni sekok ni calon Bupati KUBU RAYA .
tunggu jax ntar law dh lulus..
makanya mak bapak jangan kuatir ..byarin Loo Kul tno nii
he...
ha tapi law rejeki ndk lari kemane..ade jalannya...rezeki jodoh mati dh ditanganya...
yg penting doe,berusaha,tawaqqal n dan bersabar jak..
dh lh dulu mekooom
Rabu, 23 Februari 2011
Sony Ericson z610 i warna pink
ya Allah jika ini adalh suatu jalan yang baik bagi mu..aq pasrahkan pada mu
tapi jika ini adlah ujian ane pun ridho..
Ya Allah maafkan dosa Hamba astaghfirullah hal'azhim...
jika hamba berdosa maafkan lah hamba
...ane tadi tuh kelaparan maka na ane ke Harapan Bundo
sengsara na pas pulang lihat pink ane udah lenyap.
ane tinggalin sbentar kox bisa ludes yah..apakah ente taq mampu beli ato jangan aja ampe digunakan sebagai taruhan...ane rasanya kurang ridho..
z610 i milik ane walaupun buruk..n harga na murah ..tetapi pink ane tuh adalh sangat berharga sekali bagi ane..terutama sekali kartu im3 milik ane tuh..nomor pak presiden pun ade didlamna.. maksud na jika dimasukin.
tetapi ane benar2 merasa teledor dalm hal ini ..ane nyimpan si pink di tempat yg memang rawan dimaling...
aduh malam ini agak susah tidor nii..
tetapi sekarang ane hanya bisa melihat lewat internet aja..gmbar hape ana...
tetapi udahlah..mungkin tuhan sayang ama ane...n akan menggantikannya 2 kali lipat lebih bagus dari itu amin....
Senin, 21 Februari 2011
KamPUsss terCanGgih di Jagad Raya
Sabtu, 19 Februari 2011
Fatwa Pujangga
t'lah ku trima suratmu nan lalu..
E Am
penuh sanjungan kata melayu...
D G F#m Em
syair dan pantun tersusun indah sa..yang..
F#m Am B7
bagaikan sab.......da fatwa pujangga
Em B7 Em
Kan kusimpan suratmu nan itu,,
E Am
bak pusaka yang sangat bermutu...
D G F#m Em
walau kita tak lagi bersua sa.......yaang
F#m B7 Em
cukup sudah tandamu setiaa....
E F#m Am Em
Reff : Tapi sayang... sayang sayang.. seribu kali sayang...
F#m Am C B7
kemanakah risau,,,akuu nak kualamat kaaan...
Em B7 Em
terimalah jawabanku ini,,
E Am
hanyalah doa restu ilaahi..
D G F#m E
moga laa dek ko tidak putus asa sa......yang...
F#m Am B7 Em
pasti kelak kita kan berjumpa....
Sabtu, 05 Februari 2011
sabtu ini
Jumat, 28 Januari 2011
sakit Tipus
q terkena nya sudah lam sekitar 6 hari gitu..tapi yang parah tuh..hari 5 nya,badan q terasa panas luar biasa..hingga bangun pun ngax mampu...malam2 na q dipaksa lah pergi ke rumah bidan karena tadi siang tidak sempat,tidak ada yang mengantarkan q kepuskesmas..Alhamdulillah berkat saran-saran dari dokter yang ada disana serta anjurannya ternya aku terkena gejala Tipus...memang ada benar sih..q mungkin terlalu kecapean..siang kuliah malam kerja pagi ngantar kakak kepasar sehingga waktu istirahat q amat dikit..tapi syukur lah sekrang sudah agak mendingan..berkat5 obatnya dan atas kuasa Allah Swt.
Sabtu, 22 Januari 2011
Sejarah Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.
Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut:
Pra-1970-an
Husein Bawafie
Munif Bahaswan
Ellya
M. Mashabi
Johana Satar
Hasnah Tahar
1970-an
A. Rafiq
Rhoma Irama
Elvy Sukaesih
Mansyur S.
Mukhsin Alatas
Herlina Effendi
Reynold Panggabean
Camelia Malik
Ida Laila
Setelah 1970-an
Vetty Vera
Nur Halimah
Hamdan ATT
Meggy Zakaria
Iis Dahlia
Itje Tresnawaty
Evi Tamala
Ikke Nurjanah
Kristina
Cici Paramida
Dewi Persik
Inul Daratista
Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya dan dinyatakan sendiri olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya panggung penyanyi dangdut dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".
Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.
Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.
Interaksi dengan musik lain
Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut.
Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi Kempot), atau zapin.
Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.
Bangunan lagu
Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri). Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.
Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling, selebihnya merupakan permainan gitar atau mandolin. Panjang intro dapat mencapai delapan birama.
Bagian awal tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa pengulangan. Jika terdapat pengulangan, dapat disela dengan suatu baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu, situasi yang dihadapi sang penyanyi.
Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama. Sebelum memasuki bagian kedua biasanya terdapat dua kali delapan birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali delapan birama dengan disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir bagian kedua kadang-kadang terdapat koda sepanjang empat birama. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab situasi itu.
Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu dangdut diakhiri pada pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu dangdut diakhiri dengan fade away.
Sabtu, 15 Januari 2011
persepsi teman sahabat dan cinta
Senin, 10 Januari 2011
Guru yang Tak Sanggup Sekolahkan Anaknya
Sejak pindah ke daerah transmigran, anak saya hanya di rumah membantu ayahnya berladang.
-- Sri Utami
Saat hujan turun, Sri baru berjalan sekitar satu kilometer. Masih ada tiga kilometer perjalanan lagi yang menantinya. Perjalanan dengan medan berbukit dan dua sungai.
Begitulah kisah Sri berawal. Gubuk beratap rumbia dan tanpa tempat duduk itu selalu menjadi penolongnya saat kelelahan atau kehujanan. Tak jarang, Sri juga berteduh bersama beberapa ekor kambing yang takut basah.
Sri adalah seorang guru yang mengajar di daerah transmigrasi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Bila musim hujan tiba, jalanan licin dan becek menjadi "musuhnya", karena Sri terpaksa menenteng sepatu bututnya agar tak dimakan lumpur.
"Ini sepatu saya satu-satunya dan saya akan lebih membutuhkannya saat musim kemarau tiba," ujar perempuan berjilbab itu tersenyum.
Tak sanggup
Sri, perempuan asli Surabaya, Jawa Timur, itu terlihat sangat sederhana. Bukannya ingin berpenampilan sederhana, namun Sri ternyata memang hidup serba kekurangan. Jangankan membeli baju dan sepatu baru untuk mengajar, menyekolahkan anaknya saja ia tak sanggup.
Diakui Sri, putra tercintanya hanya bisa mencicipi pendidikan hingga bangku SMP saat masih tinggal di Surabaya. "Itupun karena biayanya hasil patungan sanak saudara di sana. Sejak pindah ke daerah transmigran, anak saya hanya di rumah membantu ayahnya berladang," ungkapnya.
Gaji dua ratus lima puluh ribu yang diterimanya setiap bulan hanya habis untuk makan. Sri dan dan suaminya yang baru setahun menjadi transmigran di daerah itu, belum bisa berbuat banyak untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.
Sejak pertama kali mengajar, Sri memang tak pernah berharap profesinya bisa menghasilkan banyak uang. Ia mengambil keputusan untuk menghabiskan hidupnya menjadi pendidik saat usianya baru menginjak dua puluh tahun.
Berakhir di ladang
Sri adalah lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tahun 1984. Ia mengawali tugasnya di SD Al Jihad, Surabaya. Saat itu, gajinya hanya lima belas rupiah.
Selama mengajar, Sri juga memberanikan diri kuliah di Universitas Tri Tunggal, Surabaya, meski gajinya tentu tak cukup untuk itu. Beruntung, Sri selalu menerima beasiswa dan akhirnya sukses meraih gelar sarjana.
Setelah menikah, pada 2004 Sri memilih ikut suaminya ke Lampung. Di tanah Sumatera itu hidupnya tak menjadi lebih baik. Ia mengajar tujuh mata pelajaran dengan imbalan seratus tujuh puluh ribu rupiah. Kala itu, penghasilannya dari mengajar tersebut hanya cukup untuk membeli sekarung beras.
Tak ingin hidup kekurangan berlama-lama, pada 2009 lalu Sri dan suaminya menerima tawaran program transmigrasi ke Gorontalo. Meski di daerah terpencil, Sri pun masih ngotot menjadi guru abdi. Baginya, mengajar adalah nadinya.
Pernah, Sri berpikir dan mencoba untuk berhenti saja menjadi guru dan terjun sebagai buruh tani. Namun, sehari pun ia tak bisa melakukannya karena Sri mengaku terlanjur cinta pada dunia pendidikan. Titel sarjana yang diraihnya susah payah, menjadi beban tersendiri baginya. Sri tak boleh menyia-nyiakan ilmunya.
Kegigihan Sri sebagai guru abdi menghantarkannya menjadi satu dari tujuh pemenang dalam Suharso Monoarfa Award (SUMO) Awards tahun 2010 untuk kategori guru pejuang. Bersama 34 nominator dalam penghargaan tersebut, Sri dianggap memiliki dedikasi luar biasa dalam mencerdaskan bangsa ini.
Miris nian nasib Sri. Dua puluh enam tahun menjadi guru abdi, tak serta merta membuatnya bisa menyekolahkan sang anak. Hatinya pilu setiap kali melihat puluhan siswa yang diajarnya.
"Saya sibuk mengajar, sedangkan anak saya tak bisa sekolah," ucapnya lirih.
Di sisi lain, di usianya yang kini menginjak 46 tahun, harapan Sri menjadi Pegawai Negeri Sipil pun tertutup sudah. Pipinya yang kurus kerap dihiasi air mata kesedihan dan harapan. Harapan agar anaknya bisa mengecap pendidikan. Pun, harapan supaya besaran gajinya kelak akan layak, untuk mengubah nasib putranya agar tak berakhir di ladang.