Assalamualaikum Every Body Welcome to my blog Tono Khisimoto Iruka Tansal and i hope usefull for me and you

Advertisement (468 x 60px )

Senin, 13 Desember 2010

kode polisi yang udah bukan kode lagi

saya bilang bukan kode lagi karena kebanyakan udah pada tau, hehehe, kayaknya polisi harus bikin kode baru nih

SANDI ANGKA
* A1 = berita dapat dipertanggungjawabkan <- s66
* 1-1 : Hubungi per telepon
* 1-4 : Ingin bicara diudara (langsung)
* 3-3 : Penerimaan sangat jelek/orang gila
* 3-3L : Kecelakaan korban luka
* 3-3M : Kecelakaan korban material
* 3-3K : Kecelakaan korban meninggal
* 3-3KA : Kecelakaan kereta api
* 3-4-K : Kecelakaan, korban meninggal, pelaku melarikandiri
* 4-4 : Penerimaan kurang jelas
* 5-5 : Penerimaan baik/sehat
* 8-4 : Tes pesawat/penerimaannya
* 8-6 : Dimengerti
* 8-7 : Disampaikan
* 8-8 : Ingin berjumpa langsung
* 10-2 : Posisi/keberadaan
* 10-4 : Diterima <-masterfrans
* 10-4 : roger that <-entalpy

* 10-8 : Menuju
* 1-1-2 : Emergency / darudat <- dasardasar
* 2-8-5 : Pemerkosaan
* 3-0-3 : Perjudian <- The Predator
* 3-0-1: lagi kimpoi <- killerinhouse

* 3-3-8 : Pembunuhan
* 3-6-3 : Pencurian
* 3-6-5 : Perampokan
* 8-1-0 : Pembunuhan
* 8-1-1 : Hidup
* 8-1-2 : Berita agar diulangi (kurang jelas)
* 8-1-3 : Selamat bertugas
* 8-1-4 : Laporan/pembicaraan terlalu cepat
* 8-1-5 : Cuaca
* 8-1-6 : Jam/waktu
* 8-1-9 : Situasi
* 8-1-10 : Komandan <- Munyuk Mumet

SANDI HURUF

* Taruna : Berita
* Gelombang : Jam/waktu
* Semut : Pelajar
* Lalat : Mahasiswa
* Pangkalan : Rumah/kediaman
* Cangkulan : Kantor/tempat kerja
* Gajah : Derek
* Cicak = KPK <- pemulungs
* Komando : Kantor polisi
* Tikar : Surat
* Buntut tikus : Antena pendek (HT)
* Belalai gajah : Antena atas
* Bandeng : Mayat <- JasminJava
* Laka : Kecelakaan
* Jaya 65 : Kebakaran
* Timor Kupang Pati : Tempat Kejadian Perkara
* Timor Lombok Pati : Telepon
* Timor Kupang Ambon : TerKendali Aman
* Halong Timur : Handy Talky (HT)
* Halong Pati : Hand Phone (HP)
* Kupang Rembang : KendaRaan
* Kupang Ambon : Kereta Api
* Wilis Kendal : Walikota
* Kendal Cepu : KeCamatan
* Kendal Lombok : KeLurahan
* Rembang Wilis : RW
* Rembang Timur : RT
* Rembang Rembang : Serse
* Rembang Solo : Rumah Sakit
* Rembang Pati : Rupiah
* Anak Kijang : Pencuri/Tersangka
* Ambon Demak : Angkatan Darat
* Ambon Lombok : Angkatan Laut
* Ambon Ungaran : Angkatan Udara
* Pati Medan : Polisi Militer
* Timor Medan : Tamu/Teman
* Lombok-Lombok : Lalu Lintas
* Timor Lombok : Lampu Lalu Lintas/Traffic Light
* Sepi : Senjata Api
* Sajam : Senjata Tajam
* Curat : Pencurian Dengan Pemberatan
* Curas : Pencurian Dengan Kekerasan
* Curanmor : Pencurian Kendaraan Bermotor
* Bandung Umar Solo : BUS
* Medan-Medan : Metro Mini
* Pati Demak Irian : Jam/Waktu
* Solo Medan Pati : Pelajar
* Solo Medan Ungaran : Mahasiswa
* Solo Timur Medan : Rumah/Kediaman
* Opak Kendal Jepara : Kantor/Tempat Kerja
* Opak Pati Solo : Derek
* Lombok Pati : Kantor Polisi
* Lombok Irian : Surat
* Lombok Demak : Antena Pendek (HT)
* Bandung-Bandung : Barang Bukti (BB)
* Bandung2 Padat : Makan
* Bandung2 Medan : Bahan Bakar Minyak
* Lampiran/Ambon : Istri
* Monik : Anak
* Solo Bandung : Stand By
* Solo Garut : SiaGa
* Medan Demak : Meninggal Dunia
* Pati Ambon Medan : Pengamanan
* Ambon Pati-Pati : Apel
* Palang Hitam : Mobil Jenazah
* Demak Pati Kendal : Dinas Pemadam Kebakaran
* wayang = intel+serse <-dwahyuagung
* Pamer Susu = Padat Merayap Susul Susulan <- trezegol17
* POS = Pati Opak Solo
* Butiran = anggota
* Merayap : lalu lintas macet <- PemudaPancasila
* Mencari : lancar terkendali
* pati halong halong = pasukan anti huru hara (PHH) <- octo_proxy
* bokul=beli sabu-sabu <- sandy_disa1406
* ekor panjang = wanita…. <- Henry1987
* ekor ganjil = orang yang di curigai….
* gerobak besi = mobil….
* kereta besi = motor….
* Lombok Pati = Laporan Polisi <- anjunganmandiri
* Lombok Irian = Laporan Informasi
* Panah = Reserse
* Roda Gila = Brimob

Sandi Pangkat Kesatuan

*Wayang/Kresna = Intel
* Bima : Wakil Presiden
* Timor Bandung I : Kapolri
* Metro I : Kapolda
* Timor I : Kapolres
* Jajaran 1 : Kapolsek
* Jajaran 2 : Wakapolsek
* Jajaran 3 : Serse
* Jajaran 4 : Sabhara
* Jajaran 5 : Bimas/Babinkamtibmas
* Jajaran 6 : Lantas/Lalu Lintas

Rabu, 08 Desember 2010

Laskar (Jihad) Pelangi


perspektif psikologi pendidikan, paling tidak ada empat tipe pendekatan pola asuh dan pola mengajar yang umum diketahui, yaitu lalai (negligent), otoritatif (authoritative), terlalu berhati-hati (indulgent), dan otoriter (authoritarian). Jika digabung dengan unsur kehangatan (warmth) dan kontrol (control) seorang guru, keempat kecenderungan tipe mengajar tersebut dapat diidentifikasi secara mudah pada setiap guru. Contohnya, jika seorang guru tidak memiliki kehangatan dan kontrol terhadap siswanya, dapat dipastikan guru tersebut adalah seorang yang lalai (negligent).

Akibatnya, seorang murid menjadi nakal, tidak patuh, cepat frustrasi, dan tak dapat mengendalikan diri. Sebaliknya, jika seorang guru memiliki kehangatan sekaligus kontrol yang kuat dan baik terhadap anak didiknya, guru tersebut bersifat otoritatif sehingga efek terhadap siswanya juga positif. Anak akan memiliki kecenderungan untuk selalu percaya diri, mampu mengendalikan diri, selalu gembira, mampu bekerja sama, dan bersahabat dengan setiap orang.

Jika seorang guru memiliki kehangatan, tetapi tidak dapat mengontrol siswanya dengan baik, guru tersebut dapat dikategorikan guru yang terlalu berhati-hati (indulgent). Akibatnya, siswa mudah memiliki kecenderungan agresif dan impulsif, tidak dewasa, kurang perhatian, dan tidak patuh. Tipe keempat adalah tipe guru otoriter. Ia memiliki kontrol yang kuat terhadap siswa-siswanya, tetapi tidak memiliki kehangatan dalam berinteraksi dengan muridnya. Akibatnya, anak-anak akan memiliki kecenderungan mudah marah, tidak stabil, cemas, gelisah, khawatir, tidak merasa aman sekaligus agresif.

Pertanyaannya kemudian, mungkinkah para laskar jihad yang melakukan tindak kekerasan di Monas tersebut, ketika bersekolah dulu, diajar guru yang paling tidak mempunyai karakter otoriter dan indulgent? Sangat mungkin itu terjadi. Masalahnya adalah sulit untuk membuktikan secara satu-persatu di mana para anggota laskar jihad itu dulu bersekolah. Bisa jadi mereka bersekolah di lingkungan yang kurang kondusif, miskin fasilitas dan sarana belajar, serta guru-guru yang tertekan secara emosional sehingga tak dapat mengerahkan kemampuan terbaik mereka karena tingkat pendidikan dan gaji yang kurang sehingga mereka tertekan seperti kebanyakan situasi umum sistem pendidikan kita.

Pertanyaan selanjutnya adalah adakah contoh tipe guru yang otoritatif dan penuh keikhlasan dalam mengajar mampu menciptakan anak didik yang berhasil secara emosional dan material? Menurut Edu, sangat banyak tipe guru seperti itu, salah satunya adalah sosok Harfan Efendy Noor dan Muslimah Hafsari atau Bu Mus yang digambarkan secara kasatmata oleh Andrea Hirata dalam bukuLaskar Pelangi. Bagi Andrea, kedua sosok gurunya itu selalu tampak berbahagia ketika mengajar, pandai bercerita, tegas, dan berwibawa. "Mereka adalah kesatria tanpa pamrih, pangeran keikhlasan, dan sumur jernih ilmu pengetahuan di ladang yang ditinggalkan. Sumbangan mereka laksana manfaat yang diberikan pohon filicium yang menaungi atap kelas... dan memberi napas kehidupan bagi ribuan organisme dan menjadi tonggak penting mata rantai ekosistem."

Terhadap peristiwa Monas, Edu hanya dapat mengelus dada, prihatin dengan kondisi kekerasan yang kian marak di Indonesia. Terlepas dari adanya pertentangan ideologis dan etnis yang pasti kelirunya, semua pihak termasuk pemerintah jelas harus memperbaiki kondisi pendidikan kita, agar masyarakat menjadi cerdas dan tak mudah termakan isu. "Whenever the people are well-informed, they can be trusted with their own government," sebuah imbauan bijak Thomas Jefferson yang patut dianut pemerintah kita.


sumber : http://kickandy.com

KODE POS KOTA PONTIANAK

KecamatanKelurahanKode Pos
Pontianak BaratTengah78111
Mariana78112
Sungai Jawi Luar78113
Sungai Beliung78113
Pal Lima78114
Sungai Jawi Dalam78115
Sungai Bangkong78116
Darat Sekip78117
Pontianak SelatanParit Tokaya78121
Benua Melayu Darat78122
Benua Melayu Laut78123
Bangka Belitung78124
Pontianak TimurParit Mayor78231
Saigon78232
Banjar Serasan78233
Tambelan Sampit78234
Dalam Bugis78235
Tanjung Hilir78236
Tanjung Hulu78237
Pontianak UtaraSiantan Hulu78241
Siantan Tengah78242
Siantan Hilir78243
Batu Layang78244
KODE POS KOTA PONTIANAK
Kecamatan Kelurahan Kode Pos


Pontianak Barat Tengah 78111
Mariana 78112
Sungai Jawi Luar 78113
Sungai Beliung 78113
Pal Lima 78114
Sungai Jawi Dalam 78115
Sungai Bangkong 78116
Darat Sekip 78117
Pontianak Selatan Parit Tokaya 78121
Benua Melayu Darat 78122
Benua Melayu Laut 78123
Bangka Belitung 78124
Pontianak Timur Parit Mayor 78231
Saigon 78232
Banjar Serasan 78233
Tambelan Sampit 78234
Dalam Bugis 78235
Tanjung Hilir 78236
Tanjung Hulu 78237
Pontianak Utara Siantan Hulu 78241
Siantan Tengah 78242
Siantan Hilir 78243
Batu Layang 78244

Senin, 06 Desember 2010

Ciri Guru Ideal Era Globalisasi













Judul : Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter)
Penulis : Doni Koesoema A.
Penerbit : PT. Grasindo – Jakarta
Cetakan I : 2009
Tebal : 215 halaman

Guru adalah pelaku perubahan. Gagasan ini menjadikan guru harus peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan, pembaharuan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Di sinilah tugas guru semestinya harus senantiasa mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya hingga apa yang diberikan kepada peserta didiknya tidak lagi terkesan ketinggalan zaman. Bahkan tidak sesederhana itu saja, ciri guru ideal di era globalisasi seperti saat ini perlu tampil sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator secara sekaligus dan integral dalam mencerdaskan anak didiknya.

Salah satu indikator utama unggul tidaknya sebuah sekolah adalah ditentukan dari faktor mutu guru. Guru dituntut memiliki profesionalisme di bidangnya. Artinya guru tidak hanya harus memiliki pengertahuan yang luas tentang bidang yang ajarnya, namun seluruh komponen yang berkaitan dengan pendidikan harus ada pada diri para guru itu sendiri. Hal itu pula didasarkan atas asumsi bahwa persoalan peningkatan mutu pendidikan tentu bertolak pada karakter seorang pendidik. Oleh sebab itu, semakin banyak guru yang berkualitas di suatu sekolah, tentu akan semakin berkualitas pulalah sekolah tersebut.

Sosok guru merupakan hal paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Di tengah kemajuan zaman dan tantangan yang semakin pesat, idealnya guru harus terus belajar, kreatif mengembangkan diri dan terus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajarnya dengan penemuan-penemuan kontemporer. Namun, realitas yang ada pada umumnya guru sulit untuk selalu semangat mengembangan kepribadiannya. Bahkan sekedar untuk mengikuti berbagai macam kursus, seminar, pelatihan dan kegiatan semacamnya.

Secara utuh buku “Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter)” ini menjabarkan bagaimana semestinya menjadi bagian hakiki sebagai seorang guru garda terdepan dalam arus perubahan. Mengeksplorasi lebih mendalam bagaimana para guru dapat memahami hakikat perubahan itu sendiri. Pendidik yang mampu mengembangkan sebuah strategi untuk memulai, menerapkan dan melestarikan perubahan dalam dunia pendidikan dan masyarakat secara umum.

Cara mengajar yang sekedar duduk di depan kelas sesungguhnya menjadi tanda kurannya dinamisme sebagai seorang pendidik sejati. Bisa jadi ini hanya sebuah simbolis dan tidak mewakili sosok guru seutuhnya secara keseluruhan. Jika demikian adanya, seakan jauh rasanya seorang guru dapat menciptakan pembelajaran yang produktif dan profesional. Padalah guru juga memiliki tanggungjawab dalam memodifikasi proses integrasi dan optimalisasi sistem pendidikan di sekolah. Harapannya, dapat memberikan peran yang sangat signifikan bagi proses pembentukan kepribadian siswa yang kokoh yakni intelektual, moral dan spiritual.

Tidak banyak buku yang berorientasi pada bagaimana seorang pendidik seharusnya dapat menciptakan sistem pendidikan di sekolah yang efektif, praktis dan operasional seperti buku buah karya Doni Koesoema A. ini. Kerangka filosofis dalam berfikirnya dapat menggugah hati nurani yang sulit ditemukan pada buku-buku lain. Setidaknya hal ini bisa dibaca pada kerangka metodologis yang disajikan dengan lugas dan populer serta praktis yang ditawarannya guna dapat dikembangkan oleh para pendidik kontemporer.

Meskipun tampaknya guru sulit untuk dapat berubah dalam waktu singkat, namun guru terlanjur mengemban peran istimewa dalam masyarakat sebagai pelaku perubahan. Guru bukan sekedar pelaku perubahan yang menggerakkan roda transformasi sosial dalam masyarakat. Lebih dari itu, guru memiliki peranan utama sebagai pendidik karakter suatu masyarakat. Bukan sekedar mengubah hidup siswa, namun juga memperkokoh kepribadian siswa yang memiliki nilai-nilai sebagaimana yang diharapkan dalam masyarakat.

Setidaknya dalam buku ini, mengajak kepada semua guru agar dapat menjalankan tugas mulianya secara efektif dan profesional dalam menjalankan fungsinya mendidik anak bangsa. Dengan kata lain, masa depan negeri ini tergantung kepada bagaimana guru dapat melahirkan individu-individu yang merdeka, matang, bertanggungjawab dan peka terhadap permasalah sosial di lingkungan sekitarnya di kemudian hari.

Sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, guru seyogyanya dapat menjadi proses interaksi tidak hanya dalam proses pembelajaran, namun juga seharusnya lebih utuh dan komprehensif. Oleh karenanya guru harus memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis. Konon, pada zaman dulu posisi guru disejajarkan dengan kaum priyayi yang selalu duduk di deretan utama dalam berbagai hal. Mungkinkah posisi guru masa silam terlahir kembali dimasa kini dan mendatang?

Karena itu, melalui buku ini, untuk menjadikan bangsa ini agar lebih berkualitas adalah dengan mengoptimalkan karakter seorang pendidik terlebih dahulu. Kalau tidak sejak saat ini, kapan lagi para guru memulai untuk meningkatkan kepribadian, kompetensi profesional dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi? Ciri guru ideal yang profesional dan berkualitas adalah jawaban mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk merubah paradigma buramnya wajah pendidikan nasional kita seperti saat ini.

Guru diharapkan dapat membekali peserta didiknya sebagai penerus bangsa ini. Tentunnya dengan melahirkan individu-individu yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual saja, namun juga mampu menghargai kebenaran, keadilan, kesejahteraan, perdamainan dan sikap penuh tanggungjawab guna memasuki era masa depan yang sangat kompetitif dan tiada batas. Sebuah mimpi besar bangsa ini yang tentu tidak sekedar menjadi utopia belaka, namun kita semua harus mampu untuk mewujudkannya. Semoga!

*) Hartono
Mahasiswa Program Study S1 Penjaskes STKIP PGRI Pontianak,Kalimantan Barat



Sumber : http://ahmadmakki.wordpress.com/